Masa Pandemi: Saatnya Memperkuat Komunikasi Keluarga

Salatiga (9/7), Keluarga merupakan aset paling berharga sepanjang hidup. Mungkin pepatah itu ada pesan intrinsik hendak disampaikan kepada umat manusia. Olehnya Fakultas Dakwah IAIN Salatiga mengadakan Webinar Nasional Kerjasama antara Fakultas Dakwah IAIN Salatiga dan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Sosial UIN Sumatera Utara, Medan.

Webinar ini mengangkat situasi krisis akibat pandemi corona kian mencekam belakangan ini. Jumlah orang terkonfirmasi positif corona makin meningkat seiring korban meninggal dunia berjatuhan masuk ke liang lahat. Disisi lain, korban sembuh membawa angin segar bagi keluarga dan masyarakat pada umumnya. Maka perlu orientasi lebih serius dari pemerintah dan masyarakat sebagai tindakan pencegahan, penanggulangan dan penanganan. Lebih dari itu, keluarga menjadi instrumen penting menguatkan keseimbangan jiwa anggota keluarga dalam pusaran covid 19.

Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, M.A

Pada pembukaan webinar ini diawali pemaparan dari Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, M.A (Guru Besar Komunikasi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bahwa ada beberapa indikator permasalahan selama pandemi lingkup keluarga adalah culture shock, perubahan tatanan sosial, Tantangan Work From Home dan Kendala pemenuhan kebutuhan keluarga. Aspek tadi akan mendatangkan problem rumit dan bahaya akan mengancam kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu, masing-masing anggota keluarga harus dan wajib menyelenggarakan komunikasi efektif demi keutuhan serta keharmonisan antar individu.

Dr. Hasan Sazali

Sejalan pendapat dari Dr. Hasan Sazali menegaskan sejak wabah virus covid-19 muncul menimbulkan kepanikan publik dalam banyak bidang. Dalam kesempatan ini dibagi menjadi 3 bidang adalah pertama, ekonomi sosial dan budaya. Kedua, informasi simpang siur dan ketiga , kegenitan media. Hal ini akan menimbulkan akumulasi kepanikan memicu stres bagi sebagian masyarakat. Maka penting penguatan komunikasi keluarga dan kesehatan mental melalui komunikasi dua arah seperti memberikan penghargaan/reward sebagai tradisi yang harus diterapkan.

Desvi Yanti Mukhtar, M.Si

Selanjutnya dijelaskan lebih mendalam oleh Desvi Yanti Mukhtar, M.Si., Psikolog melalui presentasi berjudul “Penguatan Komunikasi Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga di Masa Pandemi Corona”. Bahwa gangguan keharmonisan keluarga seperti perceraian menunjukkan tren peningkatan beberapa wilayah di Indonesia. Beliau menjelaskan penyebab perceraian bermuara pada gaya komunikasi kurang efektif. Maka perlu mewujudkan komunikasi keluarga inti, keluarga besar dan lingkungan agar mereduksi konflik secara signifikan terwujud keluarga sakinah.

Dr. Mukti Ali, M.Hum

Pemaparan terakhir dari Dekan Fakultas Dakwah Dr. Mukti Ali, M.Hum menyampaikan pandemi covid 19 sebagai realitas kehidupan harus dihadapi ranah kolektif. Dalam konteks ini, keluarga adalah bagian dari ragam kolektifitas yang dimaksud yakni anak, ibu dan ayah. Masing-masing aktor mempunyai peran memperkuat hubungan keluarga di masa pandemi. Antara lain saling memberikan penghargaan dan afeksi, Selalu memberikan pujian dan kurangi tindakan mencela, Bijaklah bertutur kata, Menjamin rasa kejujuran antar peran aktor, Menikmati waktu bersama dengan melakukan hal menyenangkan, Ajarkan kepada anak tentang agama serta pengelolaan stres secara bersama-sama.

Dengan demikian, masa spekulatif seperti masa pandemi covid 19 yang tak kunjung tempo berakhirnya bahkan menimbulkan dampak buruk terhadap kehidupan termasuk keluarga. Perlu menguji kebiasaan baru yang selama ini tidak pernah diaplikasikan kehidupan sehati-hari. Melalui uji komunikasi efektif antar aktor keluarga setidaknya sebuah pijakan tandas melibas ekses pandemi. Hal sederhana yang perlu dipetik dari webinar ini adalah setiap anggota keluarga mengakomodasi kompromi dalam konteks komunikasi keluarga, untuk menguatkan keseimbangan jiwa anggota keluarga ditengah pusaran covid 19.