Presenter Dari Berbagai Perguruan Tinggi Ramaikan ICICOMEP 2022

Rangkaian kegiatan International Conference on Interdisciplinary Communication, Management, Empowerment, and Psychology – ICICOMEP 2022 sampai pada puncak acara yang berhasil menghadirkan 35 pemakalah sebagai calon author jurnal INJECT, IMEJ dan IJIP. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Gunadarma, Universitas Negeri Makassar, Universitas Muhammadiyah Magelang, dan lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring  di Hotel Laras Asri Resort Salatiga (21/7) dan juga daring melalui media Zoom Meetings. Turut hadir pula Prof. Dr. Hj. Martin Kustati M.pd. Rektor UIN Padang selaku Reviewer IMEJ Journal dan Dr. Hamid Nasuhi – Senior Researcher of PPIM UIN Jakarta.

Pada sesi pembukaan, Dekan Fakultas Dakwah menyampaikan bahwa,  pada tahun ini jurnal INJECT, IMEJ, dan IJIP mencoba merefresh konsep sufi itu ke dalam perspektif komunikasi, pemberdayaan, dan psikologi ke dalam seminar internasional. “Dalam pengembangan jurnal INJECT, IMEJ, dan IJIP dibawah Fakultas Dakwah, ketiga jurnal tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak terkait, bahkan pengelola membuka kesempatan dan mempersilahkan siapa saja yang berkenan menjadi editor, penulis serta reviwer.” Tegas Mukti Ali.

Hal tersebut sebagai langkah selanjutnya untuk peningkatan kualitas jurnal di Fakultas Dakwah.  Saat ini jurnal INJECT (Komunikasi Islam) kini telah terskreditasi pada Sinta 3. Bahkan, beberapa aktivis jurnal sudah memberikan review untuk layak menjadi Sinta 2. Jurnal IJIP (Psikologi Islam) telah terakreditasi pada Sinta 4. Pada sisi lain jurnal IMEJ masih proses akreditasi.

Materi yang disampaikan semua narasumber sangat menarik serta interaktif dengan ajakan mahasiswa yang hadir untuk ikut aktif dalam materi yang diberikan. Materi yang disampaikan sesuai dengan tema, yaitu  “Beyond Sufism In Communication, Empowerment & Psychology”. Salah satu narasumber yaitu Dr. Hamid Nasuhi menyampaikan bahwa,  dulu beliau menganggap mengelola jurnal itu adalah pekerjaan orang gila, tetapi untuk saat ini jauh lebih terhormat. Bahkan jurnal atau artikel – artikel dari para penulis Indonesia sekarang di Asia Tenggara  level Nya sudah tinggi, sudah melewati Malaysia dan Thailand. Tentunya ini menjadi sebuah kebanggaan bangsa Indonesia.

Dr. Hamid menyampaikan bahwa syariat tasawuf di jawa banyak menulis tekanan konflik – konflik atau ketegangan yang terjadi dijawa terkait dengan khubu syariat dengan ilmu tasawuf. “Pada dasarnya perbedaan pandangan atau keagamaan dalam masyarakat itu sesungguhnya bisa diselesaikan, karena perbedaan pandangan tidak perlu penyelesaiannya itu dengan kekerasan. Kalau setiap elemen Nya itu bertikai dapat bertemu, berdiskusi, berdialog, dalam perum terbuka. Bebas intimidasi dan negara menjalankan perannya sebagai mediator, membuat keputusan yang adil kemungkinan konflik itu akan teratasi”. jelasnya

Prof. Dr. Hj. Martin Kustati, M.Pd melanjutkan pembahasan sufisme dengan mengkaitkan dengan Post trurh in Communication, Media and Society. Menurutnya, dalam menjalankan tasawuf harus dikontekskan dengan kondisi sekarang yang sangat banyak memanfaatkan media. “Kondisi masyarakat era 5.0 akan selalu memanfaatkan media yang berpusat pada human-society. Hal itu berbeda dengan era sekarang yang post-thrut di mana sering dimanfaatkan ke dalam banyak hal termasuk politik”. Ujar Rektor UIN Imam Bonjol.

Pada sesi akhir, Fakultas Dakwah juga memberikan tanda terimakasih kepada seluruh peserta, khususnya peserta mahasiswa luar yang hadir untuk ikut serta dalam sesi acara city tour untuk berkeliling kota Salatiga pada sesi akhir kegiatan. Hal ini sebagai kegiatan untuk memberi kesan kepada presenter yang hadir di Salatiga.