Pengukuhan Ta’mir Masjid Mubarok Pasuruan Mortoyudan Magelang

Minggu 19 April 2015, Indonesia memiliki tradisi yang unik dalam kontek memakmurkan masjid, sebagaimana pada bulan ramadhan masjid telah dijadikan pusat dakwah, ramai didatangi jamaah untuk beribadah.

IMG20150419221900Berbagai kegiatan ibadah seperti shalat wajib, tarawih, witir, pengajian, diskusi keagamaan, tadarus, penggalangan dana (ziswaf), buka bersama dan itikaf sepuluh malam terakhir dilakukan dalam rangka menghidupkan malam-malam Ramadhan. Namun sayang, pada penghujung Ramadhan, jamaah masjid semakin berkurang. Kaum muslimin disibukkan dengan persiapan lebaran dan kegiatan lainnya yang bernuansa duniawi. Pasar murah dan mall lebih menarik perhatiannya, karena diskon besar yang sangat menggiurkan. Bahkan di malam takbiran, masjid hanya diisi oleh beberapa orang jamaah saja yang masih setia sementara yang lain asyik mendandani rumah dan persiapan menghadapi lebaran atau melakukan takbiran keliling sebagaimana yang dikatakan Dr. Ali Mukti Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga di sela-sela diskusi menjelang pengajian akbar dalam rangka pengukuhan ta’mir masjid Mubarok Desa Pasuruan Kecamatan Mortoyudan Kabupaten Magelang

IMG20150419203104Hadir pula Wakil Dekan III Fakultas Dakwah IAIN Salatiga Rasimin, M.Pd “beliu mengungkapkan bahwa “ta’mir yang baru nanti diharapkan mampu menghidupkan fungsi dan peran masjid yang lebih baik”, Masjid hendaknya dapat dijadikan sebagai “Islamic Centre” yang memberikan pengaruh signifikan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Makanya masjid tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah tetapi juga dapat dijadikan sebagai sarana dakwah dan pusat informasi Islam, pendidikan dan pembinaan, pengembangan ekonomi umat, seni dan budaya Islam dan kegiatan sosial lainnya. Semua kegiatan tersebut hendaknya dapat menarik perhatian umat untuk memakmurkan masjid dan menjadikan masjid dalam memenuhi dahaga spiritual atau kebutuhan rohaninya.
Antusias masyarakat Desa Pasuruan sangat tinggi dengan adanya pengajian yang dihadiri Ilyas,M.Ag tokoh Maiyah Salatiga dengan iringan Musik seloso kliwon mengungkapkan bahwa dalam menghidupkan fungsi dan peran masjid secara maksimal seperti masa Rasulullah Saw, maka perlu ada beberapa usaha dan peran yang harus kita lakukan: Pertama, Kecintaan umat pada masjid merupakan perwujudan keimanannya pada Allah Swt. Karena sesungguhnya orang yang mampu meramaikan masjid adalah orang yang benar keimanannya. Makanya disinilah peran ulama, agar bersungguh-sungguh membina keimanan umat sehingga mereka mencintai masjid. Kegiatan dakwah dan pendidikan yang dikelola masjid harus mampu melahirkan generasi yang mencintai masjid dan menjadikan masjid sebagai sarana yang nyaman dan enak baginya dalam beribadah atau beraktivitas kebaikan. Kedua, pengarus masjid yang diamanahkan adalah orang yang memang rajin datang ke masjid dan rela berjuang plus berkorban untuk memakmurkan masjid. Untuk itu mereka harus bekerja dengan sungguh-sungguh dan ikhlas karena Allah Swt. Ketiga, Peran pemerintah juga sangat penting untuk menghidupkan kembali fungsi dan peran masjid dalam membangun peradaban umat. Pemerintah harus membuat program yang akan memotivasi masyarakat untuk memakmurkan masjid (IS)