Reseliensi Saat Pandemi: Pembahasan Urgent Saat International Conference Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

Pandemi covid 19 banyak menimbulkan keresahan dan permasalahan dalam berbagai kalangan masyarakat, baik itu masalah kesehatan mental, ekonomi, keharmonisan dan lain sebagaianya. Melihat masalah tersebut, Fakultas Dakwah IAIN Salatiga mengadakan International Conference on Interdisciplinary Communication, Management, and Psychology (ICICOMEP) untuk mengajak para akademisi, peneliti dan praktisi membicarakan permasalahan tersebut serta mencari solusi pada 6-7 Oktober 2021 secara online.

Dekan Fakultas Dakwah Dr. Mukti Ali, M.Hum menyampaikan bahwa; ICICOMEP diadakan untuk menjadi wahana berkumpunya insan akademik, untuk bertukar informasi, berdialog tentang konsep, negosiasi pengalaman pemikiran yang berdiri di dalam bingkai keilmuan.

Saat membuka acara, Rektor IAIN Salatiga Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag memberikan apresiasi atas penyelenggaran ICIOMEP ini. “Tema ini sangat kontekstual menjawab masalah pandemic covid-19 saat ini. Banyak masalah psikis karena kondisi ini. Sehingga butuh pendekatan komunikasi, psikologi, dakwah serta pemberdayaan untuk mencapai ketahanan komunal”. Ujar Prof. Zakiyuddin.

Seabagai speaker, Dr. Roslan Abdul-Rahman dari USAS-Malaysia menjelaskan bahwa, Stress atau depresi sebagai salah satu bagian dari mental health dapat ditandai salah satunya adalah “speech deficit” dalam komunikasi. Komunikasi tidak hanya melalui apa yang kita bicarakan kepada orang lain, namun bisa juga melalui body language seperti senyuman manis atau friendly greeting atau approving eye contact yang bisa membawa ketenangan. Pandemic resilience merupakan gambaran kepada kita bahwa manusia memiliki kelemahan.

“Mental health jangan sampai menjadi threat of ecosystem yang berkelanjutan di masyarakat, sehingga pemerintah dan semua pihak terkait harus segera memberikan penanganan terhadap kasus ini.”Jelas Roslan. Roslan Abdul-Rahman juga menambahkan bila komunikasi dijadikan solusi sebagai digital capability, salah satunya adanya pelibatan dari Lembaga Pendidikan. “Di sisi lain, ternyata kondisi digital network pada saat pandemic membuka peluang pada masyarakat tentang pentingnya digital job market yang membutuhkan critical thinking dalam intelektual terutama pada golongan religi yang memiliki cukup resistance untuk mewujudkan masyarakat yang resilience”. Lanjutnya.

Hal senada disamapaikan juga oleh Dr. Rosleny Marliani dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Menurutnya di Kota Bandung pada masa pandemi covid 19 banyak keluarga yang mengalami permasalahan utamanya adalah masalah kesulitan ekonomi. “Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 anggota keluarga yang ada di wilayah Kota Bandung, banyak permasalahan yang dihadapi ketika menjalani peran dan posisi dalam keluarga di saat Pandemi Covid, diantaranya; permasalahan ekonomi, kurangnya keharmonisan dalam keluarga.” Papar Rosleny

Selain permasalahan dari dampak pandemi covid di atas, Rosleny juga menambahkan jika resiliensi keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk keluarga dari berbagai persoalan dan situasi hidup yang sulit. “Dengan kata lain, dalam resiliensi keluarga, terdapat proses tertentu yang melibatkan anggota keluarga untuk secara bersama-sama menghadapi persoalan, mengembangkan kemampuan adaptif di tengah perubahan yang ada.” Tambah dosen Psikologi UIN Bandung tersebut.

Dalam kesempatan yang sama Dr. Tantan Hermansah memaparkan tentang resiliensi sosial untuk melewati pandemi. Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyampaikan bahwa resiliensi sosial diartikan sebagai kemampuan masyarakat untuk mengatasi kejadian berat atau masalah yang terjadi. “Setiap masyarakat pada dasarnya memiliki kapasitas adaptasi untuk tahan terhadap bahaya pandemi yang ada di kehidupan mereka. Misalnya kerawanan pangan bagi keluarga yang sedang menjalankan isolasi mandiri dapat diatasi dengan membangun lumbung pangan untuk menjamin kebutuhan pangan masyarakat. Adapun kemampuan mitigasi dilakukan dengan proses edukasi agar masyarakat punya kesadaran diri untuk taat protokol kesehatan sebagai langkah pencegahan dari risiko dan ancaman pandemi covid-19”. Papar jelas Tantan Hermansah.

Seperti diketahui bahwa International Conference ICICOMEP Fakultas Dakwah IAIN Salatiga paper presenter diadakan pada hari kedua. Dalam kegiatan tersebut tidak kurang dari 15 papers diterima dari sekian banyak paper yang dikirimkan. Para presenter berasal dari Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Riau, Universitas 17 Agustus Surabaya, Universitas Islam Riau, IAIN Pekalongan, UIN KHAS Jember, Universitas Surakarta, dan perguruan tinggi lainnya. Mereka mempreesentasikan hasil risetnya dalam 3 ruang yang disesuaikan pada scope jurnal yang dimiliki Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Seluruh paper akan dimuat di jurnal INJECT, IMEJ dan IJIP Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Selain itu akhirnya mereka dapat menindak lanjuti relasi yang telah terjalin saat ICICOMEP ini.