Pendekatan Psikologis Dari Anak, Tuna Sosial Sampai Politik oleh Mahasiswa PI

SALATIGA-Dinas Sosial Kota Salatiga melaksanakan kegiatan pelatihan perbengkelan las untuk anak terlantar di SMK N 2 Salatiga. Mahasiswa PPL Psikologi Islam yaitu Farikha Nazilatus, M. Fahmi, Nihayatus Sholikhah dan Rhoudhotun Najah terlibat di dalamnya. Kegiatan ini diawali dengan koordinasi oleh bidang rehabsos dengan pihak SMK.

Koordinasi Dengan SMK N 2 Salatiga

Pelatihan perbengkelan las untuk anak terlantar akan dilakukan oleh kurang lebih 40 anak yang berumur lebih dari 15 tahun. Mereka berasal dari beberapa panti asuhan di bawah Dinas Sosial Kota Salatiga.. Narasumber, tempat dan juga bahan-bahan yang dibutuhkan diberikan SMK N 2 Salatiga. Tetapi kegiatan pelatihan tersebut belum bisa langsung dilaksanakan karena menunggu ijin dari gugus covid-19 Pemerintah Kota Salatiga.

Dalam kesempatan lain, Jumat (11/09) bidang rehabsos Bidang Tuna Sosial dan Perdagangan Orang mendapatkan laporan dari warga bahwa ada seorang pengemis di Perempatan Jalan Baru Kecandran, Sidomukti, Salatiga. Setelah tiba di lokasi, pengemis tersebut dilakukan pendekatan. Pengemis tersebut berinisial SN (41) seorang perempuan dan tinggal di Gogodalem, Bringin.

Pendekatan Dengan Seorang Pengemis

Dia mengemis karena alasan ekonomi dan ternyata SN tidak punya tempat tinggal. Suaminya juga seorang pengemis di tempat yang sama. SN menolak untuk tinggal di panti, dengan alasan akan melakukan transmigrasi. SN diberi peringatan oleh petugas agar tidak lagi mengemis di jalan. SN pun menyanggupinya.

GROBOGAN-Pendekatan psikologis juga dilakukan oleh mahasiswa PI, dalam persiapan pilkada serentak tahun 2020. Umi Sofiatuz Z yang melaksanakan PPL di Kantor Kecamatan Pulokulon menerapkannya dalam perencanaan penanganan konflik saat pilkada. Grobogan juga akan melaksanakan pilkada tersebut, sehingga pada Rabu (09/9) mengadakan rapat koordinasi secara daring.

Koordinasi Persiapan Pilkada Secara Daring

Rapat tersebut antara lain membahas mengenai upaya-upaya penanganan konflik sosial terkait dengan pelaksanaan pilkada serentak. Selain itu, dibahas juga partisipasi pemerintahan dalam upaya penanganan konflik sosial dalam masyarakat terkait dengan pelaksanaan pilkada. Meskipun pilkada tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, namun semangat dan antusiasme tidak serta merta surut, sehingga tetap diperlukan penanganan konflik.