Berkunjung ke Komunitas Muslim di Bali

Jembrana, Bali. Sehubungan dengan keberlansungan pembelajaran semseter gasal tahun akademik 2020/2021, mahasiswa Fakultas Dakwah terutama Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam melaksanakan kegiatan Lokakarya di Pondik Pesantren Manba’ul Ulum.  

Pembukaan oleh Pengasuh Pesantren

Bukan tanpa alasan kuat hal ini dilakukan di masa pandemi, adapun alasan pertama adalah kegiatan Kuliah Kerja Lapangan menjadi syarat Praktek Pengalaman Lapangan bagi mahasiswa semester 5 sesuai dengan pedoman akademik Fakultas Dakwah. Tentunya hal ini tidak ingin menjadi kendala dan penghambat di tahun ajaran berikutnya. Alasan kedua adalah terkait mengapa memilih lokasi Bali karena Bali merupakan lokasi dengan penyebaran covid-19 pada peringkat ke-8, jauh lebih kecil di bandingkan Jawa Tengah yang berada di peringkat ke-3.

Kunjungan ke Pondok Pesantren Mambaul Ulum

Setibanya di lokasi kegiatan pertama (3/11), Pondok Pesantren Manba’ul Ulum, Dr. Mukti Ali, M.Hum menyampaikan rasa syukur dan terimakasih karena bisa diterima dengan tangan terbuka. Tema Dakwah Profetik Islam Wasathiyyah di Pulau Dewata Dalam Bingkai Sejarah dipilih menjadi suatu gambaran yang nyata menurut K.H Ahmad Zaki sebagi pengasuh pesantren. “Kerukunan umat beragama dilingkungan pondok sudah terjalin baik sejak pondok ini berdiri ditengah mayoritas masyarakat Hindu,” ujar K.H Ahmad Zaki.

Lokakarya bersama penulis buku dan budayawan

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk lokakarya dengan narasumber Eka Sabara dan budayawan IBK Dharma Santika Putra. Dalam pemaparan materi, Eka Sabara selaku penulis buku Daeng Nahkoda mengutarakan bahwa Islam masuk Bali melalui tiga kabupaten yaitu Karangasem (abad XV), Buleleng (1550), Kab. Jembrana (1653-1655). Sejak itu pula, kerukunan umat Islam dan Hindu selalu terjaga dan terwujud seperti pada budaya Makepung saat panen raya, saling hantar makanan saat Buleleng dll